Jakarta – InsightAsia, perusahaan riset pemasaran, memaparkan hasil riset yang menunjukkan transaksi uang elektronik atau e-wallet tumbuh pesat hingga 58,6 persen dalam satu tahun terakhir. Volume transaksi meningkat 37,49 persen dengan nilai transaksi uang elektronik bulanan tembus Rp 35,1 triliun.
“Mengapa kira melakukan survei ini? Karena kalau kita lihat, perkembangan industri e-wallet tumbuh pesat sekali dalam sepuluh tahun terakhir,” ujar Olivia Samosir selaku Research Director InsightAsia, dalam diskusi di Jakarta, pada Senin, 28 November 2022.
Olivia menyebut penerimaan masyarakat terkait industri e-wallet lebih cepat jika dibandingkan dengan kategori lain. “Waktu dikeluarkan digital wallet ini, penerimaan masyarakat langsung cepet. Begitu keluar, masyarakat coba, lalu langsung diterima dengan baik dan didukung dengan teknologi yang ada,” jelasnya.
Hasil riset InsightAsia juga menemukan kecenderungan penggunaan dompet digital telah berkembang dari yang sebelumnya hanya untuk pembayaran, kini telah sampai pada fitur pengelolaan uang seperti transfer uang, menyediakan riwayat transaksi, hingga fitur bayar belakangan atau paylater.
“Kalau kita lihat dari journeynya, demand terhadap industri ini berkembang terus. Banyak sekali potensi perkembangannya,” ucap Olivia.
Lebih lanjut, terdapat 10 macam penggunaan dompet digital, dimana paling besar adalah belanja di e-commerce. Kemudian disusul oleh top-up pulsa telepon seluler, transfer uang dalam platform, melihat riwayat transaksi, transfer bank, pesan kuliner, pembayaran tagihan, pembayaran offline pengeluaran rumah tangga, dan paylater.
Adapun masa pandemi turut memicu pergeseran kebiasaan masyarakat ke transaksi non tunai. Ekonom sekaligus peneliti Universitas Indonesia, Fithra Faisal, mengatakan pandemi merupakan fase yang menyulitkan, namun juga menghadirkan kesempatan bagi penggerak industri.
sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1662154/nilai-transaksi-e-wallet-bulanan-tembus-rp-351-triliun-tumbuh-586-persen